Indonesian South Sea Pearl
Dengan jumlah 17.540 pulau serta luas wilayah lautan yang diperkirakan mencapai 9 juta km2 menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan serta poros maritim. Keanekaragaman kekayaan Laut tropis yang terkandung didalamnya seperti ribuan jenis mollusca, ikan, tiram serta terumbu karang menjadikan Indonesia dijuluki sebagai Heaven Earth karena sebagian besar spesies laut dunia berada diindonesia salah satunya adalah tiram mutiara.
Tiram mutiara merupakan salah satu komoditas dari sektor Kelautan yang mempunyai nilai ekonomi sangat tinggi dan dapat dijadikan sebagai orientasi pembangunan baru ditengah-tengah dominasi pembangunan berbasis daratan. Tiram mutiara jenis Pinctada maxima lah yang merupakan tiram mutiara dengan kualitas terbaik. Tiram jenis ini dapat diketemukan dilaut selatan terutama didaerah lombok sehingga disebut sebagai Indonesia South Sea Pearls(ISSP). ISSP menjadi Queen of South Sea Pearls karena mampu menghasilkan lebih dari selusin nuansa warna dan yang paling menjadi primadona adalah warna emas dan perak.
Sayangnya ISSP kini produksinya kalah jauh dengan negara lain seperti Australia dan Filipina baik kualitas maupun kuantitas. Persoalan tersebut muncul karena tidak adanya perhatian dari pemerintah dalam sisi kebijakan untuk meningkatkan daya saing komoditas Kelautan ini. Kurangnya perhatian pemerintah terlihat dengan ketidakadanya data yang komprehensif mengenai budidaya, Kurangnya sosialisasi tentang tiram mutiara laut selatan yang menyebabkan masyarakat Indonesia tidak mengetahuinya serta kurangnya tenaga ahli yang berkualitas.
Perlu diupayakannya kebijakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ISSP yang nantinya dapat menjadi penyumbang devisa andalan bagi Indonesia diantaranya yaitu mempromosikannya dengan mengadakan pelelangan tingkat internasional yang mengikutsertakan asosiasi budidaya mutiara Indonesia, membuka jurusan di SMK dan perguruan tinggi yang mempelajari pembudidayaan mutiara untuk mencetak tenaga-tenaga ahli yang profesional, mendorong perbaikan tata ruang kelautan yang belum lengkap dan masih bersifat parsial, menjaga kelestarian sumber daya mutiara dan ekosistem laut melalui penangkapan yang ramah lingkungan, mengintegrasikan sistem data dan informasi berbasis IT terkait pemanfaatan sumberdaya yang ada didalamnya sehingga kegiatan budidaya mutiara dapat didesain secara real time. #"6th Indonesian Pearl Festival 2016"
Dengan jumlah 17.540 pulau serta luas wilayah lautan yang diperkirakan mencapai 9 juta km2 menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan serta poros maritim. Keanekaragaman kekayaan Laut tropis yang terkandung didalamnya seperti ribuan jenis mollusca, ikan, tiram serta terumbu karang menjadikan Indonesia dijuluki sebagai Heaven Earth karena sebagian besar spesies laut dunia berada diindonesia salah satunya adalah tiram mutiara.
Tiram mutiara merupakan salah satu komoditas dari sektor Kelautan yang mempunyai nilai ekonomi sangat tinggi dan dapat dijadikan sebagai orientasi pembangunan baru ditengah-tengah dominasi pembangunan berbasis daratan. Tiram mutiara jenis Pinctada maxima lah yang merupakan tiram mutiara dengan kualitas terbaik. Tiram jenis ini dapat diketemukan dilaut selatan terutama didaerah lombok sehingga disebut sebagai Indonesia South Sea Pearls(ISSP). ISSP menjadi Queen of South Sea Pearls karena mampu menghasilkan lebih dari selusin nuansa warna dan yang paling menjadi primadona adalah warna emas dan perak.
Sayangnya ISSP kini produksinya kalah jauh dengan negara lain seperti Australia dan Filipina baik kualitas maupun kuantitas. Persoalan tersebut muncul karena tidak adanya perhatian dari pemerintah dalam sisi kebijakan untuk meningkatkan daya saing komoditas Kelautan ini. Kurangnya perhatian pemerintah terlihat dengan ketidakadanya data yang komprehensif mengenai budidaya, Kurangnya sosialisasi tentang tiram mutiara laut selatan yang menyebabkan masyarakat Indonesia tidak mengetahuinya serta kurangnya tenaga ahli yang berkualitas.
Perlu diupayakannya kebijakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ISSP yang nantinya dapat menjadi penyumbang devisa andalan bagi Indonesia diantaranya yaitu mempromosikannya dengan mengadakan pelelangan tingkat internasional yang mengikutsertakan asosiasi budidaya mutiara Indonesia, membuka jurusan di SMK dan perguruan tinggi yang mempelajari pembudidayaan mutiara untuk mencetak tenaga-tenaga ahli yang profesional, mendorong perbaikan tata ruang kelautan yang belum lengkap dan masih bersifat parsial, menjaga kelestarian sumber daya mutiara dan ekosistem laut melalui penangkapan yang ramah lingkungan, mengintegrasikan sistem data dan informasi berbasis IT terkait pemanfaatan sumberdaya yang ada didalamnya sehingga kegiatan budidaya mutiara dapat didesain secara real time. #"6th Indonesian Pearl Festival 2016"
Comments
Post a Comment